Ads 468x60px

IP

Friday, June 15, 2012

Kontroversi dibalik Jersey Manchester United 2012/2013



     Sudah lebih dari 100 tahun klub ini berdiri sebagai salah satu klub sepakbola perwakilan dari kota Manchester, Inggris. Manchester United, itulah nama klub sepakbola yang penuh legenda. Banyak prestasi yang sudah tercatat oleh klub berjulukan The Red Devils ini, mulai dari  lokal hingga internasional. Namun, dibalik kesuksesannya tercatat pula sejarah-sejarah yang penuh dengan kontroversi, baik hanya dalam bentuk cemoohan hingga tindakan yang anarkis. Salah satu hal yang mengandung pro dan kontra terbaru adalah desain jersey untuk musim 2012/2013.


     Model jersey terbaru untuk MU menuai banyak ejekan oleh para fansnya. Pendapat panas ini dilontarkan bahwa desain yang membentuk pola garis-garis tersebut seperti piyama, bahkan taplak meja. Jelas kebanggaan fans yang juga para pengguna kostum tim akan berkurang dibandingkan dengan jersey-jersey sebelumnya. Selain itu, model ini tak hanya digunakan untuk kostum tuan rumah, namun juga berlaku untuk kostum tandang serta kostum untuk penjaga gawang.

     Dibalik omongan panas yang diucapkan oleh para penggemar MU (red: Manchester United), banyak pula yang menganggap bahwa model ini memiliki nilai filosofis yang luar biasa. Banyak yang menganggap bahwa desain tersebut mewakili kekuatan kota Manchester. Ada juga yang mengatakan bahwa pilihan model didasari sebagai bentuk apresiasi untuk manajer MU, Sir Alex Ferguson. Selain itu masih banyak lagi alasan-alasan yang muncul sebagai bentuk pujian untuk model kaos Setan Merah. Oleh karena itu, saya akan membahas mengapa desaigner kostum MU memilih konsep yang jarang sekali terjadi dalam sepanjang sejarah kostum sebagai jersey untuk musim depan.
Salah satu model kain Gingham
    Diawali dengan sejarah, pada sekitar tahun 1800-an, Manchester dikenal sebagai kota revolusi industri dalam bidang tekstil di Inggris. Salah satu produk unggulan mereka adalah kain dengan bahan baku kapas dimana saat itu sulit untuk memproduksi kain kapas, mulai dari teknik penggulungan hingga menjadikannya sebagai bahan tekstil. Di Manchester, banyak sekali pabrik kapas berdiri dengan megah dan memproduksikannya. Mereka memiliki industri dalam mengolah kapas menjadi kain yang layak pakai. Dengan menambahkan nilai seni ke dalamnya, mereka menggunakan pola garis menyerupai kotak-kotak pada kain kapas tersebut. Hasil kain yang sudah layak pakai mereka namakan "Gingham".

     Revolusi industri di kota Manchester selain dengan produk Gingham sebagai bahan tekstil yang terkenal, tetapi juga dengan berdirinya Manchester Canal. Kanal ini berfungsi sebagai pemisah Sungai Mersey antara daerah Manchester dengan kota Merseyside (daerah Liverpool). Dengan begitu, proses transit dalam perjalanan perdagangan banyak ditemui di kota yang dikenal sebagai kota kapas tersebut. Akibat dari dibangunnya kanal ini terjadi perselisihan yang sengit dan tak kunjung reda antara kota Liverpool dengan Manchester, hingga di dalam sepakbola. Di abad yang sama, tepatnya pada tahun 1878, sebuah klub sepakbola terbentuk dengan nama Newton Heath LYR F.C. yang kemudian pada tahun 1902 berganti nama menjadi Manchester United dan bermarkas di Old Trafford, Manchester.

     Kain kapas yang terkenal pada zamannya ini banyak digunakan sebagai bahan pakaian untuk kaum bangsawan daerah Eropa seperti Inggris, Wales, Skotlandia, Irlandia, Denmark, Perancis, dan masih banyak lagi. Kain Gingham berhasil menyebarkan jala perdagangannya ke pasar Asia hingga Amerika karena ciri khas kain yang sulit didapat dan sangat lembut untuk digunakan sebagai bahan pakaian dibandingkan dengan kain pada umumnya. Salah satu produk pakaian dari Gingham adalah "Muslin" dari kota Bangladesh yang pernah digunakan oleh Ratu Perancis Marie Antoinette.
  
     Alasan pertama Gingham digunakan sebagai model jersey 2012/2013 karena nilai historis Gingham sebagai produk unggulan kota Manchester pada zaman revolusi industri di bidang tekstil. Dengan bantuan teknologi Dri-FIT, kain Gingham yang digunakan akan lebih lembut karena keringat yang dihasilkan para pesepakbola akan lebih mudah menguap sehingga tidak menyerap di pakaian dan menambah massa pakaian tersebut. Gingham terbuat dari kapas, maka pakaian yang dihasilkan juga sangat ringan sehingga memudahkan pesepakbola untuk beraktivitas. Tidak ada salahnya bila Gingham digunakan sebagai bentuk kreativitas untuk model jersey MU yang penuh kebanggan atas Manchester.

     Masih dalam konteks Gingham, pilihan model berpola garis juga sebagai bentuk apresiasi untuk pelatih MU saat ini, Sir Alex Ferguson. Pelatih berusia 71 tahun itu telah menukangi tim selama lebih dari 25 tahun dengan menghasilkan pemain-pemain yang berlegenda seperti Eric Cantona, Ryan Giggs, Peter Schmeichel, Paul Scholes, Bryan Robson, Mark Hughes, David Beckham, Ruud Van Nistelrooy, Christiano Ronaldo, Wayne Rooney, Nemanja Vidic, Park Ji-Sung, Nani, dan masih banyak lagi. Selain itu, Fergie - sapaan lain Sir Alex Ferguson - juga memberikan gelar-gelar bergengsi untuk MU. 12 titel Liga Premier Inggris, 5 gelar FA Cup, 4 gelar Piala Liga, 10 gelar FA Charity/Community Shield, 2 gelar UEFA Champions League, 1 gelar UEFA Cup Winner's Cup, 1 gelar UEFA Super Cup, 1 gelar Piala Interkontinental, dan 1 gelar FIFA Club World Cup diraihnya.

     Pelatih yang meraih 10 gelar Pelatih Terbaik Semusim di Liga Premier ini pantas diberikan penghargaan atas jasanya untuk Manchester United. Namun, apa hubungannya antara Gingham dengan apresiasi untuk Sir Alex Ferguson ? Fergie adalah warga kebangsaan Skotlandia, sementara kain Gingham sangat terkenal di negara tersebut. Motif yang diberikan untuk Gingham berasal dari kebudayaan dari negara yang ber-ibukota di Edinburgh ini. Tartan adalah sebutan dari motif kain tersebut. Tartan adalah model kain yang digunakan sebagai karakter dari negara tersebut pada abad ke-16 meskipun daerah kepulauan Britania sudah memopulerkan Tartan sejak ratusan sebelum Masehi. Beda dengan Gingham, Tartan biasanya menggunakan bahan kain wol yang ditenun, meskipun sekarang sudah banyak bahan yang digunakan untuk kain tersebut.
Tartan yang dikenal sebagai pakaian prajurit
dataran tinggi Skotlandia
     Meskipun terkenal di Skotlandia, nama Tartan sebenarnya dari bahasa Perancis tiretain yang artinya adalah "kain tenun". Tartan digunakan sebagai pembeda status antara golongan kaum bangsawan, prajurit, kaum pelajar, dan masyarakat kelas bawah dengan membentuk pola dan warna pada model Tartan tersebut. Selain itu, Tartan juga sebagai pembeda antar suku di Skotlandia dengan warna dan pola model juga. Raja George IV-yang saat itu sebagai pemimpin Britania Raya dan Irlandia serta Hannover- memperkenalkan Tartan ke seluruh belahan Britania Raya hingga dunia. Gingham mungkin mengikuti pola Tartan, walaupun dengan bentuk yang lebih sederhana. Tartan sudah terkenal sangat lama sementara Gingham baru muncul sekitar abad ke-18. Sebuah kewajaran jika muncul teori konspirasi tersebut.

     Itulah bentuk penyambungan antara Gingham dengan Sir Alex. Motif Gingham sudah dikenal ssejak dahulu sebagai Tartan di Skotlandia, negara asal pelatih yang mendapatkan gelar FIFA Presidential Award pada tahun 2011 itu. Dengan demikian, maka suatu kebanggaan baru jika Gingham digunakan sebagai motif jersey terbaru untuk Manchester United musim depan. Memperkenalkan Manchester sebagai kota revolusi industri terbesar sekaligus sebagai bentuk apresiasi Sir Alex Ferguson. Suatu hal yang bodoh jika masih tetap tidak menghargai dan terus melemparkan ejekan untuk kostum ini. Pembaca lah yang menilai sendiri seberapa hebat nilai filosofi dari kostum terbaru MU.

     Lihat, bahkan para prajurit dari Sir Alex Ferguson sudah siap untuk berjuang di musim depan demi gelar baru !!

0 komentar:

Post a Comment